Iklan Sumpah Pemuda PKS

30 October 2008

Dengan mengambil momentum peringatan hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober, PKS meluncurkan satu seri iklan di media tv indonesia dengan menampilkan tokoh-tokoh pahlawan nasional seperti Bung Karno, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asyari, Muh. Natsir dan Bung Tomo. Tujuannya, seperti yang disampaikan oleh ketua Fraksi PKS, Mahfudz Sidik adalah untuk membangkitkan semangat kepemimpinan dan perjuangan pemuda Indonesia, dengan menyambungkan sejarah pemikiran tokoh-tokoh bangsa tersebut.

"Bagi PKS, mereka adalah tokoh-tokoh nasional yang bukan lagi milik satu kelompok masyarakat Indonesia. Kami berketetapan hati ingin menghidupkan, menyebarkan dan melanjutkan pemikiran original mereka," kata Mahfudz Sidik kepada Kompas. Berikut adalah beberapa rekaman dari seri iklan tersebut:


Bung Karno: Bukan budak Moskow atau Amerika.




KH Ahmad Dahlan: Sedikit bicara, banyak kerja.




KH Hasyim Asy'ari: Jangan hanya memberikan jargon kosong.




Muhammad Natsir: Pemimpin harus jujur.




Selengkapnya...

Cacian Menguntungkan PKS

16 October 2008

“Kalau sudah punya cabang di mana-mana, di 5 benua, di dasar samudera, di ruang angkasa, emangnya kenapa? Sombong luh PKS, awas lho entar kuwalat-lat-lat-lat!”, ada yang sebegitu pedas mungkin cercaannya.

“Punya ratusan kader bergelar doktor dan ribuan sarjana saja sudah sok hebat, berlagak angkuh dan merendahkan pihak lain,“ ujar sejumlah kalangan menohok partai si bulan dan si padi.

“Tidak ada jaminan gelar pendidikan setinggi itu bisa menuntaskan permasalahan bangsa; yang penting kerja bung, bukan gelar“, tambah mereka yang semakin kesal dengan ulah PKS.

Sesungguhnya dunia cerca-mencerca, caci-memaki dan hina-menghina bukanlah barang baru dalam sejarah manusia. Itu sudah ada sejak dulu, setua sejarah kemanusiaan itu sendiri. Jadi arena caci-maki pun sesungguhnya warisan masa lalu, bedanya sekarang hujatan itu dihiasi bunga-bunga berbau PKS.

Sejarah membuktikan, semakin dewasa dan arif seseorang, maka semakin jauhlah ia dari perbuatan mencaci orang lain. Kedewasaan ini membuatnya mengedepankan ungkapan santun penuh kesejukan.

Sebaliknya begitu, semakin bijak dan dewasa seorang anak Adam, semakin sabar dan berwibawalah ia dalam menghadapi caci maki yang dialamatkan kepadanya, tanpa terpancing membalas cemoohan itu. Karena ia sadar, di balik hujan caci-maki, pasti ada hikmah kebaikan dari Tuhan. Jadi PKS patut bersyukur dengan semprotan lisan itu.

Di antara kebaikan dicerca adalah semakin terkokohkannya sifat atau akhlak mulia dalam diri seseorang. Sebut saja sifat mau dikoreksi dan membenahi diri. Sebab bisa jadi cercaan itu mengandung kebenaran, dan ini sangat bagus buat perbaikan PKS.

Selain itu, melalui penghinaan, PKS barangkali sedang dilatih untuk memaafkan. Karena bisa jadi yang mencaci-maki itu suatu saat insaf dan akan menjadi sahabat paling setia dan paling tulus dengan cara dimaafkan.

Penelitian ilmiah menyebutkan, memaafkan dapat menjadikan seseorang tidak mengulangi lagi perbuatan tidak baik yang pernah dilakukannya kepada seseorang. Di samping itu, kata para ilmuwan, memaafkan itu mendatangkan kesehatan jiwa dan raga.

Ilmuwan psikologi asal AS, Harry M Wallace dkk telah menerbitkan karyanya di jurnal ilmiah Journal of Experimental Social Psychology, volume 44, Maret 2008. Dalam bahasa Indonesia hasil judul temuan ilmiah itu berbunyi “Dampak memaafkan terhadap hubungan antar-pribadi: Apakah memaafkan akan menghalangi atau mendorong terulangnya perbuatan tercela terhadap orang lain?”

Hasilnya sungguh menakjubkan. Pernyataan maaf dari orang yang teraniaya kepada si pelaku perbuatan dzalim itu ternyata membuat si pelaku pada umumnya tidak mau melakukan perbuatan buruk itu lagi. Tidak heran jika di negara maju, “memaafkan” kini menjadi salah satu solusi bagi penanganan konflik antar pribadi, maupun antar kelompok masyarakat.

Memaafkan ternyata memiliki dampak positif terhadap kesehatan jiwa raga. Bahkan penggunaan “obat memaafkan” sudah diujicobakan dalam penanganan pasien, dan berhasil baik. Ini diuraikan panjang lebar oleh Worthington Jr., pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS, dkk dalam karya ilmiahnya, “Forgiveness in Health Research and Medical Practice” (Memaafkan dalam Penelitian Kesehatan dan Praktik Kedokteran), di jurnal Explore, Mei 2005.

Sumber: pksainstek.multiply.com

Selengkapnya...

Kartupos Selamat Idul Fitri 1429 H



Taqobbalallaahu minnaa wa minkum. Minal 'aidin wal faizin. Mohon maaf lahir dan batin.

Selengkapnya...